Pertemuan Kelima
yang diadakan pada tanggal 9 Oktober dimulai dengan doa dan menjawab kuis tanya
jawab singkat yang diberikan oleh Pak Marsigit, serta mahasiswa diminta untuk
menuliskan pertanyaan di sebalik kertas kuis. Setelah memeriksa jawaban kuis
dan mengetahui bahwa hasil skornya adalah minim, karena hal tersebut merupakan
proses berfikir dan keminiman nilai akan membuat mahasiswa termotivasi untuk
belajar, Bapak memberikan jawaban dari beberapa pertanyaan yang sudah
dikumpulkan. Berikut adalah pertanyaan yang langsung dijawab oleh Bapak. Bagaimana
ciri orang yang menguasai ruang dan waktu?
Pertanyaan ini diberikan oleh Widi.
Menguasai
ruang dan waktu, bukanlah sesuatu
yang dapat dilakukan oleh manusia. Manusia
hanya dapat berusaha. Maka manusia menguasai ruang atau waktu jika
dia itu ada.Yang dimaksud ada adalah punya kesadaran disitu.Punya kesadaran di
ruang yang semestinya dia ada. Sebaliknya,
dia terancam kematian,
orang yang tidak berada di ruang dan waktu yang tepat. Contoh: Ketika manusia masuk kandang
macan, terancam kematian (dalam arti harfiah). Sebenar-benar kematian itu
rentang dari bumi sampai langit.
Ketika seseorang seharusnya berpikir tetapi
tidak berpikir, maka secara filsafat seseorang
tersebut dapat dikatakan orang yang mati.Maka para filsuf sempat berkata: Sesungguhnya aku
sedang melihat para mayat yang berjalan.Karena aku sedang melihat mereka tidak
dalam keadaan berpikir, tetapi saling menjelekan, membuat hoax, terancam
kematian. Jika
dinaikkan spiritual, sebenar-benarnya aku sedang melihat para santri-santriku
tidak dalam keadaan berdoa. Dialah
sebenar-benarnya mayat-mayat yang berjalan.
Maka bagaimana
anda dapat mengetahui bahwa anda berapa di ruang
yang cocok, tepat, sesuai.Anda menyadarinya. Maka tiadalah
sebenar-benar orang yang mampu menguasai ruang dan waktu.Tetapi orang tersebut sadar atau
tidak sadar, mau tidak mau dia sudah berada di suatu ruang. Sedangkan kalau dia
tidak mengerti, ampunannya lebih ringan.Walaupun keadaannya buruk/bodoh/mitos.Mitos
adalah ruang yang berhenti/ ruang yang gelap. Pertanyaan selanjutnya dikemukakan oleh Yoga yang bertanya mengenai tokoh Semar,
Gareng, Petruk dan
Bagong
Pak
Marsigit menjelaskan bahwa hal tersebut menyangkut
Filsafat Jawa Sunan Kalijaga, caranya menyebarkan agama Islam menggunakan
pewayangan dari agama Hindu. Tetapi
menciptakan tokoh yang tidak ada disana, tokoh itu diciptakan di Jawa, yaitu
Semar yang mempunyai anak Gareng, Petruk, Bagong. Ketiga tokoh ini adalah metafisik. Metafisik merupakan arti di sebalik Semar. Semar adalah ilmunya, Gareng itu hatinya,
Petruk itu perilakunya, Bagong adalah
bayangan atau kenyataannya.Hidup memiliki
bagian seperti ilmu, hati, perilaku, dan bayang-bayang atau
kenyataannya. Punokawan
itu mengikuti seorang ksatria yang bisa mengalahkan para dewa.Kemanapun arwah pergi,
pikiran,hati, perilaku, dan kenyataan selalu mengikutinya,ini disebut dengan Punokawan.
Pertanyaan
selanjutnya adalah dari Atin yang menanyakan mengenai Bagaimana
manusia mempunyai kesadaran di
dalam dan kesadaran di luar? Jawaban yang
diberikan oleh Bapak adalah Filsafat
adalah kesadaran di dalam
pikir, yaitu memikirkannya. Awal
daripada berpikir adalah bertanya. Tiada bertanya tiada berpikir .Kesadaran di luar
adalah pancaindera. Satu
dari panca indera kita sudah menangkap berarti kesadaran diluar. Sehingga saya dapat menyimpulkan bahwa kesadaran di
dalam dan kesadaran di luar memiliki keterhubungan satu dengan lainnya.
Pertanyaan
berikutnya adalah Mungkinkah filsafat disampaikan
dengan sederhana? Pertanyaan ini
juga pernah terbesit dalam pikiran saya, dikarenakan ketidakpahaman saya
mengenai kalimat-kalimat yang ada dalam filsafat. Kemudian Bapak Profesor
Marsigit memberikan jawaba singkat namun mendalam yaitu Sangat
mungkin, tetapi Beliau
tidak dalam kedudukan menyampaikan filsafat.
Beliau hanya memfasilitasi supaya mahasiswa berfilsafat.Secara sederhana
filsafat itu metafisik.Metafisik itu bertanya. Bertanya apa, mengapa. Apa yang
dimaksud, itu sudah berfilsafat. Itu paling sederhana, pertanyaan apa dan
mengapa. Tapi filsafat itu membangun duniapikiran dengan bahasa yang sangat
sederhana,yaitu aku dan bukan aku.Maka membangun dunia dan akhirat cukup dengan
A dan bukan A.
Dan
bapak mulai membaca pertanyaan Kapan suatu hal
dikatakan baik, lebih baik, atau paling baik?Pertanyaan yang diberikan oleh Diana. Bapak mengaitkan jawaban ini dengan
konsep ruang dan waktu yang pada pertemuan sebelumnya pernah didiskusikan
didalam kelas. Sesuatu dipandang baik, lebih baik,
atau paling baik jika sesuai dengan ruang dan waktunya.Kalau tidak sesuai ruang
dan waktu
tidak baik. Hanya masalahnya, ruang dan waktu itu apa? Ternyata semuanya. Semua adalah ruang. Ruang adalah waktu, waktu
adalah ruang.Tak mungkin
memahami ruang tanpa waktu dan tak mungkin memahami waktu tanpa ruang. Disini pasti
hubungannya dengan kapan, kalau tidak ada kapan, anda tidak bisa disini.
Pertanyaan
selanjutnya adalah pertanyaan mengenai kesabaran, Bagaimana
filsafat mendefinisikan tentang sabar?
Pak Marsigit mendefinisikan Sabar dalam khasanah
filsafat adalah gejala psikologi. Psikologi
adalah wacana, gejala jiwa, jiwa yang sabar,
suatu keadaan.Ruang adalah Suatu
keadaan. Jadi sabar adalah manusia menciptakan suatu keadaan
dengan ciri-ciri sabar. Sabar
adalah ruang, manusia
menciptakan ruang.Sama juga filsafat memandang sifat ego,kesadaran
diri.Tanpa ada
kesadaran diri, tidak ada
ego, tanpa ada ego tidak ada kesadaran
diri.Dengan demikian, ego adalah sifat yang dimiliki oleh
setiap orang. Semua orang mempunyai kesadaran diri.
Jika orang
sedang tidur maka disaat itu adalah
peristiwa seseorang tidak memiliki ego.Maka semua peraturan itu
sebetulnya salah. Kalau
mau tepat ya semua peraturan dibuat bagi orang-orang yang tidak sedang tidur.Kalau
kesadarannya sudah dibangkitkan, tapi dia tidak kenal ruang dan waktu, itu
disorientasi. Penjelasan ini membutuhkan
waktu bagi saya untuk dapat dipahami, tetapi satu hal yang saya dapatkan adalah
Sabar adalah sifat ataupun kondisi yang bergantung pada penempatan ruang dan
waktu
Apakah paradoks? Pertanyaan ini juga saya dapatkan setelah membaca
beberapa blog Bapak. Paradoks itu ilmu.Sebenar-benar
ilmu karena paradoks. Paradoks
itu pertentangan, pertentangan itu sintesis, sintesis itu logos. Logos itu bergerak. Pertentangan itu ada
batas. Bagi yang punya ilmunya maka dia akan meningkat. Bagi
yang tidak, tenggelam.Maka yang
terjadi kamu semua itu ada karena paradoks. Kamu bisa melihat
karena pertentangan antara bayang-bayang
dan sinar. Saya mendapatkan informasi
bahwa paradoks memiliki dampak yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Pertanyaan
lainnya adalah dari Suhermi yang menanyaka makna ujian secara
filsafat? Pak
Marsigit kemudian mengaitkan jawaban dengan sistem jawab singkat
yang diberikan dalam mata kuliah Filsafat ilmu, Jawab
singkat memiliki banyak manfaat,
bukan semata-mata untuk menguji,
namun jawab singkat bertujuan untuk mengadakan yang mungkin
ada,yang belum pernah
mendengar sampai mendengar. Ujian
itu sendiri adalah memasangkan keadaan kesesuaian dengan ruang dan waktunya. Contohnya, 4+5=9. Tapi dia tidak
bisa menjawab,
berarti didalam pikirannya
tidak terjadi sintesis antara empat dan lima. Maka dia menjawabnya bukan 9.Kalau
ujian pikiran itu ruangnya konsisten, ukurannya konsisten.Konsisten artinya
tidak ada pertentangan, tetapi kalau ujian kenyataan itu ukurannya
adalah cocok/sesuai dengan ruang dan waktunya.Berbeda dengan ujian spiritual maka dia adalah
sebener-benar orang mampu diuji dan menguji kecuali atas kehendak Tuhan.
Bagaimana
filsafat memandang masalah yang ada dalam hidup ini? Pertanyaan yang disampaikan oleh Yuntaman, kemudian
paparan Pak Marsigit bahwasanya Hidup itu
masalah, kalau tidak mau mempunyai masalah jangan hidup.Maka dinikmati saja.Jangankan
didunia, di akhirat pun ada masalah.Jadi masalah adalah tesis bertemu dengan
anti tesis.Contohnya, Oksigen
itu tesis, karbohidrat itu anti tesis.Oksigen bertemu karbohidratdi darah akan timbul masalah.Orang yang
tidak mampu melihat masalah adalah orang bodoh.Sebener-benar orang bodoh kalau tidak menyadarinya. Tiadalah
orang sebenar-benar mampu mengatasi masalah kecuali atas pertolongan
Tuhan.Karena Sang Maha Pemecah Masalah adalah Tuhan.
Pertanyan
berikutnya adalah pertanyaan singkat oleh Suhermi dan kemudian dijawab dengan
singkat dan bermakna oleh Pak Marsigit, Apakah
hidupitu?Hidup jikasesuai ruang dan waktunya
adalah jawaban atas pertanyaan ini.Kemudian Nani
menanyakan pertanyaan mengenai Kehilangan
apakah yang membuat manusia bahagia dan tidak sedih? Pak Marsigit menjabarkan bahwa
Filsafat itu bertingkat-tingkat, dari
material, formal, normative, dan spiritual.Secara material maka kehilangan materinya
menjadi sedih
.Secara normatif,
pikiran,ilmunya, filsafatnya,kehilangan akal/logika/daya pikir.Ditingkatkan
dari sisi spiritual,kehilangan akidah,ketakwaanyang menjadi sedih.Jikalau
orang-orang yang kehilangan tersebut, orang tersebut tidak merasa sedih.Maka
sebenar-benar manusia bahagia itu jika sesuai ruang dan waktunya.Bahagia itu
sifat, sifat dari suatu keadaan perasaan anda.Itu gejalapsikologi,
makakebahagiaan manusia adalah kebahagiaan yang relatif.Kalau naik kespiritual
menjadi kebahagiaan absolut atau abadi.
Bagaimana
mensinkronkan apa yang dipikirkan dan yang dirasakan? Pertanyaan yang diberikan oleh Aizah. Yang
dirasakan baik, buruk, indah,tidak indah.Yang dipikirkan, benar, salah.
Baik benar, baik salah, buruk benar,
buruk salah. Tiadalah manusia mampu mensinkronkan kecuali atas pertolongan Tuhan. Tuhan itu yang Maha Menyinkronkan. Manusia hanya berusaha
supaya sinkron dengan menggunakan metode hermenitika.Hermenitika adalah menterjemahkan
dan diterjemahkan. Yang diterjemahkan adalah semuanya, A dan bukan A.
Diterjemahkan artinya diinteraksikan/berinteraksi. Salah satu interaksi adalah tanyajawab
di kelas agar kita tahu pikiran kita tidak sesuai. Kita dapat mengetahuinyadari
selain diri kita sendiri, dari orang lain, tanaman, binatang. Manusia menyinkronkan diri antara dirinya dan bukan dirinya.Jadi belum tentu yang
baik itu
benar, baik itu salah,benar itubaik, benar itu salah.
Seftika : Kapan kita menggunakan pikiran, kapan menggunakan
perasaan?
Pak Marsigit :
Maka
sebenar-benar hidup adalah holistik dan komprehensif.Hidup dalam keseluruhan.Diri
dalam keseluruhan dan keseluruhan di dalam diri.Supaya sinkron, maka semua
harus dikelola lewat spiritualitas, keyakinan dan ibadahnya masing-masing.Pikiran
dan perasaan setiap saat berganti-ganti, berinteraksi.Berpikir itu sepersekian
puluh detik sudah terus,antara tesis sintesis.Belum lagi hati.Maka
sebenar-benar hati harus dalamkeadaan bergetar dan getaran hati itu panggilan
kepada Tuhan dalamkeadaan apapun.Makasemua perkara dibalut dengan getaran hati
dalamkeadaan memanggilnama Tuhan. Karena ibadah tertinggi adalah ibadah
memanggilnamaTuhan karena hanya Tuhanlah yang bisasama dengan namaNya. Maka tidak
ada ciptaanTuhan yangmampumenyamaiNya.Jika ingin selamat dunia akhirat harus
selalu bergetar hatinya dalam keadaan sadar maupun tidak sadar, bekerja maupun
tertidur.Sedetik engkau tidak dalam keadaan berdoa, masuklah setan atau potensi
negatif.Banyak diantara orang suksesmeraih, banyakpula yang gagal
mempertahankankarena tidak siap mentalnya.
Kenapa manusia mudah lupa? Pertanyaan yang menurut saya menjadi salah satu keluh
kesah manusia di dunia, Pak Marsigit menjawab sebenar-benar
hidup adalah lupa. Maka akan sangat
berbahaya jika manusia tidak merasakan kelupaan dalam hidupnya. Pertanyaan
selanjutnya dari erma adalah Dimana letak perbedaan
antara positif dan
kontemporer?Penjelasan Pak
Marsigit, Kontemporer adalah kekinian, keadaan zaman sekarang.Penggeraknya itu positif.Maka positif dan kontemporer
tidak bisa dipisah.Jaman now
adalah jaman vuca.V, Volatil adalah rentan.U, uncertainty adalah
ketidakpastian.Barang siapa ragu-ragu, maka masuklah setan.C, complicated adalah
sangat kompleks keadaannya.Zaman yang tidak sederhana lagi.Hidupini adalah daya
ingat, tanpa ada daya ingat kita tidak bisa hidup.Maka sebenar-benar hidup
adalah ingat.
Orang tidak
menyadari intuisi kalau tidak belajar filsafat.Itu yang disebut intuisi dua
satu.Bergaul itu penting untuk mempertahankan
supaya terjaga daya ingat.Lupa dan
ingat ada batasnya.Maka sebenar-benar hidup itu batas.Semua dalam
ruang dan waktunya.Memandang itu bergantian, bernapas, berbicara itu juga bergantian.Bergantian
itu seri, kodrat. Tapi
sembari berbicara, bernapas, mendengar bersama-sama itu paralel.Jadihidup itu paralel.Maka
bergantian adaruang danwaktunya.Paralel juga ada ruang dan waktunya. Dikarenakan waktu perkuliahan yang sudah selesai, Bapak
menginformasikan mengenai Blog mahasiswa agar menambahkan situs UNY ke dalam
webmatrik. Setelah menyelesaikan perkuliahan, maka kuliah ditutup dengan berdoa
menurut keyakinan masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar