Saya
sendiri sebagai bagian dari kelas, merasa salut akan inisiatif teman-teman yang
menggunakan batik dan melakukan sesi foto sebagai wujud kebanggaan menggunakan
seragam batik. Satu hal positif lagi adalah, teman-teman tetap menunggu
kedatangan Bapak, Semuanya mulai memposisikan diri dengan baik dan rapi, agar
hasil foto menjadi bagus dan rapi. Setelah beberapa jepretan, Pak Marsigit
memasuki ruangan kelas, euforia benar-benar terjadi dikelas karena berfoto
dengan seragam yang sama adalah suatu kesempatan yang ditunggu oleh satu kelas.
Kemudian mahasiswa mempersiapkan diri, mengatur posisi duduk setelah Bapak
memasuki kelas, sedikit terkejut dengan kehadiran Bapak dan sedikit khawatir
akan reaksi Bapak yang melihat saya dan teman-teman melakukan sesi foto.
Tetapi
Bapak tidaklah memberi reaksi yang menakutkan. Bapak justru mengaitkan euforia
dengan filsafat. Bahwa euforia terbagi atas beberapa tingkatan, yaitu riuh
rendah, riuh tinggi, dan riuh sedang. Euforia juga dapat ditingkatkan dari
euforia, material, formal dan normatif, sampai ketingkat spiritual. Pak
Marsigit kemudian mejelaskan bahwa euforia spiritual tidak dapat terdengar oleh
telinga dan tidak dapat terlihat oleh mata. Dari penjelasan Pak Marsigit,
kemudian muncullah pertanyaan tentang euforia dari Totok yaitu apakah euforia
dapat timbul dari rasa takut? Kemudian Bapak menjawa dengan mengatakan bahwa
euforia dapat dilabelkan sebagai positif atau negatif.
Dalam
filsafat terdapat objektivitas. Rasa takut tersebut apakah positif atau
negatif. Karena dalam sudut pandang filsafat, kebenaran umum belum tentu benar
sifatnya. Filsafat adalah penjelasan manusia, bagaimana manusia memikirkannya.
Kalau yang menjawab adalah Bapak Prof Marsigit maka yang mendengarkan telah
tertimpa sifat Pak Marsigit.Sebenar-benar hidup adalah ketertimpaan antara sifat. Kalau tidak ada ketertimpaan maka tidak bisa hidup. Contoh yang sering dilakukan manusia sehari-hari adalah
bernafas, hidung tertimpa oleh oksigen. Jika itu tidak terjadi maka manusia tidak bisa hidup .
Dalam hal lainnya adalah memandang, peristiwa memandang adalah peristiwa
pandangan satu orang menimpa pandangan orang lain. Contoh lainnya adalah Ketika manusia memikirkan orang yang ia cintai, maka pikirannya sudah menimpa dia. Begitu pula dengan berdoa, ketika kita mendoakan orang
lain, maka doa kita sudah menimpa orang tersebut.
Itulah sebabnya manusia tidak boleh mendoakan
yang jelek.
Bencana
alam seperti tsunami, gempa bumi adalah sifat yang menimpa sifat lain. dengan
begitu, dalam filsafat setara antara gempa bumi, tsunami, rumah ambruk, dengan manusia memandang satu sama lain. Pertanyaan lainnya kemudian disampaikan oleh Ibrohim, Bagaimana cara berpikir dalam berfilsafat, kita harus berpikir intensif dan ekstensif. Bagaimana kita tau kita sudah berpikir demikian? Pak Marisigit merespon dengan kalimat sebagai berikut, ekstensikan, bagaimana kita.
Kita itu siapa. Satu orang yang mudah terjebak, satu level
menganggap semuanya sudah. Bagaimana binatang berpikir, tumbuhan mampu berpikir.Kalau tidak mau berpikir, artinya sudah selesai, manusi tidak bisa berfilsafat.Berfilsafat adalah bagaimana penjelasanmu, seberapa jauh uraianmu itu tetapi tidak menjelaskan bahwa penjelasn adalah
penjelasan. Bukan penjelasan tapi penjelasan.Binatang,tumbuhan,
batu yang berpikir itu seperti apa. Batu cenderung di bawah,
pasir di atas, dan selalu begitu.Batu besar cenderung sulit hanyut.Jadi pikiran parabatu adalah kodratnya. Pikiran parabatu merupakan hukum alam .Hukum alam terdapat sifat,naluriah.Karena suatu hal,keadaan. Keadaan satu menarik keadaan lain. Keadaan menimpa atau keadaan yang
ditimpa.Setiap saat manusia menimpa atau ditimpa.Maka sebenar-benar hidup adalah sifat.
Karena
waktu perkuliahan, maka sesi pertanyaan juga sudah berakhir, namun sebelum
benar-benar menutup perkuliahan Bapak kembali mengingatkan tentang tugas dalam
mengomentari blog Bapak Marsigit, yaitu adalah harus ikhlas dalam hai dan
pikiran, tidak memanipulasi dan tidak tergesa-gesa serta tidak perlu bingung Semakin panjang semakin melengkapi dunia ini.Kalau pendek akan cenderung otoriter.Kematian ada dimana-mana,di darat,
dilaut, atau bahkan diblog. Arti ikhlas dalam pikiran adalah memahami apa yangh
ditulis dan apa yang dibaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar