Tepatnya
pada hari Selasa, 4 September 2018, pukul 15:30 WIB, bertempat di gedung I.01 lantai
1 ruang 11, saya bersama 19 teman-teman mahasiswa
Pendidikan Matematika Kelas A angkatan 2018 mengikuti perkuliahan perdana mata
kuliah Filsafat Ilmu. Mata kuliah ini diampu oleh dosen yang sangat
menginspirasi yaitu Bapak Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Perkuliahan dimulai dengan menyusun
bangku yang berbentuk seperti letter U,
yang menurut saya dapat membantu dalam upaya pemfokusan pada perkuliahan.
Selanjutnya adalah berdoa berdasarkan keyakinan masing-masing agar pembelajaran
berjalan dengan lancar. Setelah itu sesi yang ditunggu adalah perkenalan antara
dosen dengan mahasiswa. Sesi yang cukup saya nantikan, mengingat pak Marsigit
adalah sosok yang pernah memberi kata sambutan pada saat PKKMB pasca sarjana, Pak
Marsigit memperkenalkan dirinya dengan mengatakan bahwa mahasiswa dapat melihat
referensi tentang beliau di Google. Kemudian, Pak prof marsigit memberikan
bahan bacaan sekitar 800 bahan bacaan yang dapat diakses siswa dan diharapkan
keaktifan siswa dalam berkomentar, hal ini bertujuan untuk menambah wawasan dan
mendukung materi-materi yang sudah didapatkan pada perkuliahan. Dalam membaca
sumber bacaan dan berkomentar diharapkan mahasiswa untuk ikhlas dan jujur.
Pak Prof. Marsigit juga menambahkan
bahwa dalam perkuliahan di dalam kelas ada berbagai mode yang diterapkan
seperti merekam dan searching.
Merekam sendiri adalah kegiatan mencatat tetapi tetap fokus pada penjelasan
dosen dan diharapkan dari kegiatan merekam mahasiswa dapat mengulangi
pembelajaran dengan mendengarkan rekaman. Dari rekaman yang dihasilkan, pada
akhir perkuliahan, mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk menulis laporan
berupa refleksi perkuliahan selama 16 pertemuan. Mode searching diharapkan untuk mendukung mencari referensi materi.
Pak Prof Marsigit juga mengingatkan
bahwa dalam kajiannya tingkatan tertinggi dimiliki oleh spiritual, lalu
ditempati oleh filsafat. Dalam mempelajarinya, diperlukan adab, yaitu tata cara
yang tidak dipisahkan dalam prosesnya. Lebih jauh, Prof Marsigit menjelaskan
bahwa adab juga berdasarkan rekayasa manusia dan kodrat atau takdirnya. Pak
Prof Marsigit memberi pesan bahwa sebelum belajar filsafat , ilmu agama harus
diperkuat sesuai dengan keyakinan masing-masing. Karna pada akhirnya, filsafat
akan kembali kepada diri sendiri. Penjelasan berikutnya adalah mengenai
filsafat berfilsafat yaitu tentang filsafat orang berfilsafat. Dimana setiap
orang berfilsafat akan berusaha memahami. Sebagai tingkatan yang berada dibawah
spritual, domain spiritual adalah hati,
sedangkan domain filsafat adalah pikiran. Sehingga filsafat yang sifatnya
lembut, dapat mengisi ruang tanpa isi.
Setelah sesi yang serius, Prof
Marsigit mencairkan suasana belajar dengan berbagai candaan yang disambut oleh
gelak tawa mahasiswa. Kemudian, mode selanjutnya adalah mode searching dimana mahasiswa diminta
menyaksikan pagelajaran kethoprak “Rembulan Kekalang” dalam rangka dies natalis
54 UNY. Setelah menyaksikan beberapa adegan yang ada dalam video, Pak Marsigit
meminta beberapa mahasiswa untuk menyimpulkan apa yang menjadi kesimpulan dalam
video tersebut. Dalam video tersebut sosok raja diperankan oleh Pak Marsigit, dan beberapa mahasiswa menyampaikan bahwa
sebagai raja, ada pihak yang ingin menusuk Pak Prof Marsigit, tetapi tidak
berhasil menjatuhkan sosok sang raja.
Pak
Prof Marsigit memberi kesimpulan akhir bahwa dalam berfilsafat, seorang
filsuf dapat berfilsafat dari apa saja. Termasuk dari ketoprak, meskipun ada
beberapa mahasiswa yang berasal dari luar jawa, tetapi sebaiknya mampu
mempelajari budaya jawa selama berada di Jogja. Pak Prof Marsigit juga
menjelaskan bahwa yang manusia lihat pertama adalah kualitas pertama, seperti
adegan tusukan tersebut. Padahal dalam artiannya, adegan tersebut menyiratkan
bahwa adanya tekanan atau masalah dari luar. Hal ini disebut sebagai kualitas
metafisik (yang tidak kelihatan). Contohnya, apabila mahasiswa belum memenuhi persyaratan
kelulusan namun meminta lulus, berarti hal tersebut termasuk menusuk pak
direktur. Untuk dapat memahami makna metafisik seperti ini, mahasiswa
diharapkan banyak membaca.
Pak Prof Marsigit juga
memberitahukan paradigma belajar adalah hidup, filsafat adalah hidup. Belajar
tidak hanya ditekan pada hari tertentu, belajar bisa dimana saja dan kapan
saja. Ada dosen ataupun tidak ada dosennya. Contoh nyatanya bahwa mahasiswa
belajar filsafat dengan membuka blog pak Prof Marsigit. Sehingga diharapkan mahasiswa
tidak hanya sebagai orang dewasa tetapi memahaminya dengan baik. Sebelum
perkuliahan selesai Pak Prof Marsigit dan mahasiswa menutup perkuliahan dengan
berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Perkuliahan selesai sesuai
jadwal pada pukul 17.10.
Sebuah pengantar perkuliahan yang
memotivasi saya untuk semangat belajar memahami perkuliahan filsafat yang
sebenarnya merupakan hal yang baru bagi saya. Berharap kedepannya, filsafat
ilmu menjadi bekal saya tidak hanya sebagai akademika tetapi juga sebagai
seorang individu yang berkualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar