Senin, 12 November 2018

Stigma dan Hoax,Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu Pertemuan Keenam


16 Oktober 2018,Pertemuan keenam ini dibuka dengan berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Setelah selesai berdoa mahasiswa mengerjakan kuis jawab singkat dan kemudian menulis di balik kertas kemudian diminta untuk menuliskan pertanyaan kepada Bapak Profesor Marsigit, pertanyaan diawali oleh pertanyaan Totok yang menanyak apa itu stigma, Kemudian Bapak menjabarkan bahwa stigma adalah gejala bahasa,  bahasa itu semuanya mulai dari batu sampai langit sampai akhirat. Maka sebenar-benar dirimu adalah bahasamu. Kamu mau menjadi baik atau buruk tergantung dari ucapanmu. Sama halnya dengan pepatah yang mengatakan “Mulutmu adalah harimaumu”. Bahasa itu bisa sehat dan bisa sakit. Contoh bahasa sakit seperti Hoax. Segala sesuatu itu adalah bahasa, ibadah itu bahasa, wajahmu adalah bahasa, segalanya adalah bahasa. Maka manusia diharapkan berhati-hati dalam lisan dan perlakuannya.
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana jika bahasa tidak ada ataupun tidak berlaku? Maka semuanya akan menjadi tidak jelas dan kacau balau. Maka diakhir zaman,  semua itu adalah bahasa seperti jurnal, tesis dan juga hasil penelitian. Bahkan ketika manusia tertawa sudah termasuk menjadi bagian dari bahasa. Jadi stigma itu bahasa, dan pada umumnya stigma itu berkonotasi negatif. Stigma itu melabelkan keadaan dengan bahasa. Satu kata itu bisa menyebabkan kehancuran. Stigma itu determin menjatuhkan sifat, jadi keadaan yang satu dijatuhkan dengan keadaan yang lain. Lebih jauhnya Bapak membahas stigma yang ada pada zaman sekarang, menstigma kan seseorang padahal bukan itu kenyataanya.
Sehingga muncul kalimat yang menyatakan bahwa hoax atau stigma sebetul-betulnya yang menjadi sesuatu lebih kejam daripada pembunuhan. Maka harus hati-hati dalam menjatuhkan stigma kepada orang lain. Dengan menjatuhkan stigma bisa menjadi pembunuhan karakter kepada seseorang. Bahkan tanpa kita sadari pemberian stigma ini bisa terjadi. menggunakan pikiranlah cara bagaimana stigma bekerja, karena stigma itu adalah bahasa dan bahasa itu adalah pikiran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistem kerja stigma sama dengan sistem kerja pikiran.
Pak Marsigit menekankan bahwa Dunia ini persis seperti yang kau pikirkan, persis seperti yang kau rasakan, persis seperti kau lihat, persis seperti yang engkau raba. Jadi kita menganggap sesuatu itu baik atau buruk tergantung pikiran. Maka alangkah baiknya jika manusia membiasakan diri untuk berpikiran positif. Dan berpikir positif bukanlah stigma. Lalu siapa yang memproduksi stigma? Sebesar-besar godaan manusia adalah bagi mereka yang berkuasa.  Menggunakan kekuasaan adalah salah satu godaan, yang salah satunya adalah memproduksi stigma.
Sehingga tidak mengejutkan jika stigma bisa berasal dari kegiatan gibah yang biasa dilakukan sehari-hari oleh manusia. Maka manusia harus sangat berhati-hati tentang stigma, jangan sampai tanpa disadari, manusia menjatuhkan stigma pada manusia lainnya.  Kemudian muncul pertanyaan Bagaimana jika sesuatu yang negatif itu hanya untuk lelucon? Apakah itu bisa disebut dengan stigma? Pak Marsigit menegaskan bahwa Negatif itu ada batasannya begitu pula dengan lelucon harus ada batasannya. Batasnya itu adalah ruang dan waktu yang ada dan yang mungkin ada. Lelucon itu batasannya adalah ketidak lucuan bagi orang lain. Mungkin saja sebuah lelucon bisa kita anggap lucu padahal bagi orang lain tidak lucu.
 Jadi sesuai ajaran agama lebih baik mengerjakan sesuatu yang bermanfaat. Saya sangat setuju dengan apa yang Bapak sampaikan, karena semakin berkembangnya zaman, manusia merasa bebas dalam mengeluarkan ucapan-ucapan yang tidak pantas dan menganggapnya sebagai becanda. Tentu saja hal ini eprlu disadari manusia, bahwa semuanya ada batasnya.
Pertanyaan selanjutnya hubungan intuisi dengan budaya matematika seperti apa? Kemudian Bapak menjelaskan mengenai intuisi. Intuisi itu juga segalanya, jangankan intuisi, jangankan stigma atau bahasa segala sesuatu yang ada itu segalanya. Kenapa semuanya? Karena intuisi itu adalah ruang dan waktu. Kembali Bapak menekankan bahwa ruang itu tidak ada artinya jika tidak ada waktu begitu pula sebaliknya. Sebenarnya manusia itu rugi karena tidak bisa mengabadikan setiap kejadian dalam hidupnya. Hal itu menyebabkan ruang dan waktu yang hilang. Namun semua kejadian dalam kehidupan manusia Tuhan memiliki rekamannya. Jadi setiap perilaku manusia itu terlihat oleh Tuhan. Pak Marsigit mengingatkan.
Lalu apakah budaya itu, Budaya itu adalah kebiasaan yang menghasilkan peradaban. Artinya kebiasaan dari sekelompok masyarakat yang menghasilkan peradaban. Budaya itu mencerdaskan dan sumber atau asal dari intuisi. Dan sebenar-benar intuisi adalah pengalaman. Jadi pengalaman itu adalah ruang dan waktu.  Pertanyaan berikutnya adalah dati Widi/Restu yaitu apa definisi orang hebat atau orang besar menurut Bapak? Menurut Prof. Marsigit setiap orang itu memiliki kehebatannya masing-masing. Karena tidak ada satu orang pun yang bisa seperti orang lain.
Keunikan yang ada pada seseorang, membuat sesorang unik dari orang lain. Sehingga nilaimu adalah keunikanmu adalah konsep orang hebat yang perlu disadari oleh orang banyak, orang yang hebat dalam filsafat adalah orang yang pandai.  Sebenar-benar orang yang pandai adalah yang pikiran dan hatinya sesuai dengan ruang dan waktu. Hati dan pikiran yang sesuai ruang dan waktunya  adalah doanya. Doanya adalah sesuai ruang dan waktunya. Pertanyaan berikutnya adalah mengenai elegi pemberontakan para berhenti. Berhenti itu tidak mau berhenti atau pemberontakan. Karena berhenti itu hanya mitos, tidak ada istilah berhenti itu.
Kemudian kembali membahas mengenai hoax, yang juga menjadi perbincangan yang viral karena adanya kasus pengoprasian yang dimanipulasi menjadi kasus penegeroyokan. Bagaimana agar tidak terjebak dalam Hoax? Caranya adalah diniatkan dalam hati. Setinggi-tinggi niat adalah niat karena Tuhan. Setelah niat selanjutnya dikhtiarkan dengan perbuatan kemudian dipelajari dengan ilmunya setelah itu punya keterampilan dan pengalaman. Orang yang mempunyai pengalaman akan mengerti mana yang hoax dan bukan. Sehingga Bagaimana agar tidak terjebak dalam kesalahan fikir? Kita tidak bisa menghindari kesalahan fikir, karena semua fikir itu salah ketika ruang dan waktunya sudah bergeser.
Sehingga sebenar-benar tidak terjebak itu kalau masih terisolasi di dalam fikiranmu sendiri tanpa dikenai beban ruang dan waktu. Tetapi jika engkau pikirkan, saat engkau pikirkan itu sudah terikat ruang dan waktu. Pertanyaan selanjutnya adalah pertanyaan yang cukup membuat penasaran yaitu Bagaimana filsafat memandang kodrat wanita? Wanita dan laki-laki itu sifat. Yaitu sifat yang satu dengan sifat yang lain. Maka antara wanita dan laki-laki itu memiliki perbedaan sifat, jangankan laki-laki wanita, bahkan antara wanita dengan wanita pun berbeda-beda.
Pertanyaan selanjutnya adalah pertanyaan yang saya sendiri ajukan, pertanyaan ini saya tanyakan karena dalam jawab singkat terdapat jawaban noumena. Lalu saya menuliskan Apa itu noumena? Di atas kertas saya. Penjelasan Bapak adalah Dunia itu ada dua, yang setengah itu langit dan yang setengah di bawah adalah bumi. Sedangkan yang tidak bisa dibagi itu adalah akhirat. Yang berada di bumi adalah realita yaitu semua pikiran dan perasaanmu. Sedangkan yang setengahnya lagi adalah fenomena yaitu kenyataan ditambah perasaanmu yang bisa engkau rasakan dan pikirkan. Selebihnya adalah noumena seperti jiwa, arwah dll. Karena kita tidak bisa memikirkannya hanya lewat hati dan perasaan. 
Karena waktu perkuliahan yang sudah selesai maka beberapa pertanyaan yang diberikan mahasiswa tidak dapat dijawab. Setelah itu, doa adalah agenda yang wajib dilakukan dalam penutupan. Sehingga masing-masing menundukkan kepala dan berdoa agar ilmu yang sudah didapatkan berguna.

Mahasiswa bertanya, Bapak Prof Marsigit menjawab, Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu Pertemuan Kelima


Pertemuan Kelima yang diadakan pada tanggal 9 Oktober dimulai dengan doa dan menjawab kuis tanya jawab singkat yang diberikan oleh Pak Marsigit, serta mahasiswa diminta untuk menuliskan pertanyaan di sebalik kertas kuis. Setelah memeriksa jawaban kuis dan mengetahui bahwa hasil skornya adalah minim, karena hal tersebut merupakan proses berfikir dan keminiman nilai akan membuat mahasiswa termotivasi untuk belajar, Bapak memberikan jawaban dari beberapa pertanyaan yang sudah dikumpulkan. Berikut adalah pertanyaan yang langsung dijawab oleh Bapak. Bagaimana ciri orang yang menguasai ruang dan waktu? Pertanyaan ini diberikan oleh Widi.
Menguasai ruang dan waktu, bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan oleh manusia.  Manusia hanya dapat berusaha. Maka manusia menguasai ruang atau waktu jika dia itu ada.Yang dimaksud ada adalah punya kesadaran disitu.Punya kesadaran di ruang yang semestinya dia ada. Sebaliknya, dia terancam kematian, orang yang tidak berada di ruang dan waktu yang tepat. Contoh: Ketika manusia masuk kandang macan, terancam kematian (dalam arti harfiah). Sebenar-benar kematian itu rentang dari bumi sampai langit.
Ketika seseorang seharusnya berpikir tetapi tidak berpikir, maka secara filsafat seseorang tersebut dapat dikatakan orang yang mati.Maka para filsuf sempat berkata: Sesungguhnya aku sedang melihat para mayat yang berjalan.Karena aku sedang melihat mereka tidak dalam keadaan berpikir, tetapi saling menjelekan, membuat hoax, terancam kematian. Jika dinaikkan spiritual, sebenar-benarnya aku sedang melihat para santri-santriku tidak dalam keadaan berdoa. Dialah sebenar-benarnya mayat-mayat yang berjalan.
Maka bagaimana anda dapat mengetahui bahwa anda berapa di ruang yang cocok, tepat, sesuai.Anda menyadarinya. Maka tiadalah sebenar-benar orang yang mampu menguasai ruang dan waktu.Tetapi orang tersebut sadar atau tidak sadar, mau tidak mau dia sudah berada di suatu ruang. Sedangkan kalau dia tidak mengerti, ampunannya lebih ringan.Walaupun keadaannya buruk/bodoh/mitos.Mitos adalah ruang yang berhenti/ ruang yang gelap. Pertanyaan selanjutnya dikemukakan oleh Yoga yang bertanya mengenai tokoh Semar, Gareng, Petruk dan Bagong
Pak Marsigit menjelaskan bahwa hal tersebut menyangkut Filsafat Jawa Sunan Kalijaga, caranya menyebarkan agama Islam menggunakan pewayangan dari agama Hindu. Tetapi menciptakan tokoh yang tidak ada disana, tokoh itu diciptakan di Jawa, yaitu Semar yang mempunyai anak Gareng, Petruk, Bagong. Ketiga tokoh ini adalah metafisik. Metafisik merupakan arti di sebalik Semar. Semar adalah ilmunya, Gareng itu hatinya, Petruk itu perilakunya, Bagong adalah bayangan atau kenyataannya.Hidup memiliki bagian seperti ilmu, hati, perilaku, dan bayang-bayang atau kenyataannya. Punokawan itu mengikuti seorang ksatria yang bisa mengalahkan para dewa.Kemanapun arwah pergi, pikiran,hati, perilaku, dan kenyataan selalu mengikutinya,ini disebut dengan Punokawan.
Pertanyaan selanjutnya adalah dari Atin yang menanyakan mengenai Bagaimana manusia mempunyai kesadaran di dalam dan kesadaran di luar? Jawaban yang diberikan oleh Bapak adalah  Filsafat adalah kesadaran di dalam pikir, yaitu memikirkannya. Awal daripada berpikir adalah bertanya. Tiada bertanya tiada berpikir .Kesadaran di luar adalah pancaindera. Satu dari panca indera kita sudah menangkap berarti kesadaran diluar. Sehingga saya dapat menyimpulkan bahwa kesadaran di dalam dan kesadaran di luar memiliki keterhubungan satu dengan lainnya.
Pertanyaan berikutnya adalah Mungkinkah filsafat disampaikan dengan sederhana? Pertanyaan ini juga pernah terbesit dalam pikiran saya, dikarenakan ketidakpahaman saya mengenai kalimat-kalimat yang ada dalam filsafat. Kemudian Bapak Profesor Marsigit memberikan jawaba singkat namun mendalam yaitu Sangat mungkin, tetapi Beliau tidak dalam kedudukan menyampaikan filsafat. Beliau hanya memfasilitasi supaya mahasiswa berfilsafat.Secara sederhana filsafat itu metafisik.Metafisik itu bertanya. Bertanya apa, mengapa. Apa yang dimaksud, itu sudah berfilsafat. Itu paling sederhana, pertanyaan apa dan mengapa. Tapi filsafat itu membangun duniapikiran dengan bahasa yang sangat sederhana,yaitu aku dan bukan aku.Maka membangun dunia dan akhirat cukup dengan A dan bukan A.
            Dan bapak mulai membaca pertanyaan Kapan suatu hal dikatakan baik, lebih baik, atau paling baik?Pertanyaan yang diberikan oleh Diana. Bapak mengaitkan jawaban ini dengan konsep ruang dan waktu yang pada pertemuan sebelumnya pernah didiskusikan didalam kelas. Sesuatu dipandang baik, lebih baik, atau paling baik jika sesuai dengan ruang dan waktunya.Kalau tidak sesuai ruang dan waktu tidak baik. Hanya masalahnya, ruang dan waktu itu apa? Ternyata semuanya. Semua  adalah ruang. Ruang adalah waktu, waktu adalah ruang.Tak mungkin memahami ruang tanpa waktu dan tak mungkin memahami waktu tanpa ruang. Disini pasti hubungannya dengan kapan, kalau tidak ada kapan, anda tidak bisa disini.

Pertanyaan selanjutnya adalah pertanyaan mengenai kesabaran, Bagaimana filsafat mendefinisikan tentang sabar? Pak Marsigit mendefinisikan Sabar dalam khasanah filsafat adalah gejala psikologi. Psikologi adalah wacana, gejala jiwa, jiwa yang sabar, suatu keadaan.Ruang adalah Suatu keadaan. Jadi sabar adalah manusia menciptakan suatu keadaan dengan ciri-ciri sabar. Sabar adalah ruang, manusia menciptakan ruang.Sama juga filsafat memandang sifat ego,kesadaran diri.Tanpa ada kesadaran diri, tidak ada ego, tanpa ada ego tidak ada kesadaran diri.Dengan demikian, ego adalah sifat yang dimiliki oleh setiap orang. Semua orang mempunyai kesadaran diri.
Jika orang sedang tidur maka disaat itu adalah peristiwa seseorang tidak memiliki ego.Maka semua peraturan itu sebetulnya salah. Kalau mau tepat ya semua peraturan dibuat bagi orang-orang yang tidak sedang tidur.Kalau kesadarannya sudah dibangkitkan, tapi dia tidak kenal ruang dan waktu, itu disorientasi. Penjelasan ini membutuhkan waktu bagi saya untuk dapat dipahami, tetapi satu hal yang saya dapatkan adalah Sabar adalah sifat ataupun kondisi yang bergantung pada penempatan ruang dan waktu
Apakah paradoks? Pertanyaan ini juga saya dapatkan setelah membaca beberapa blog Bapak. Paradoks itu ilmu.Sebenar-benar ilmu karena paradoks. Paradoks itu pertentangan, pertentangan itu sintesis, sintesis itu logos. Logos itu bergerak. Pertentangan itu ada batas. Bagi yang punya ilmunya maka dia akan meningkat. Bagi yang tidak, tenggelam.Maka yang terjadi kamu semua itu ada karena paradoks. Kamu bisa melihat karena pertentangan antara bayang-bayang dan sinar. Saya mendapatkan informasi bahwa paradoks memiliki dampak yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Pertanyaan lainnya adalah dari Suhermi yang menanyaka makna ujian secara filsafat? Pak Marsigit kemudian mengaitkan jawaban dengan sistem jawab singkat yang diberikan dalam mata kuliah Filsafat ilmu, Jawab singkat memiliki banyak manfaat, bukan semata-mata untuk menguji, namun jawab singkat bertujuan untuk mengadakan yang mungkin ada,yang belum pernah mendengar sampai mendengar. Ujian itu sendiri adalah memasangkan keadaan kesesuaian dengan ruang dan waktunya. Contohnya, 4+5=9. Tapi dia tidak bisa menjawab, berarti didalam pikirannya tidak terjadi sintesis antara empat dan lima. Maka dia menjawabnya bukan 9.Kalau ujian pikiran itu ruangnya konsisten, ukurannya konsisten.Konsisten artinya tidak ada pertentangan, tetapi kalau ujian kenyataan itu ukurannya adalah cocok/sesuai dengan ruang dan waktunya.Berbeda dengan ujian spiritual maka dia adalah sebener-benar orang mampu diuji dan menguji kecuali atas kehendak Tuhan.
Bagaimana filsafat memandang masalah yang ada dalam hidup ini? Pertanyaan yang disampaikan oleh Yuntaman, kemudian paparan Pak Marsigit bahwasanya Hidup itu masalah, kalau tidak mau mempunyai masalah jangan hidup.Maka dinikmati saja.Jangankan didunia, di akhirat pun ada masalah.Jadi masalah adalah tesis bertemu dengan anti tesis.Contohnya, Oksigen itu tesis, karbohidrat itu anti tesis.Oksigen bertemu karbohidratdi darah akan timbul masalah.Orang yang tidak mampu melihat masalah adalah orang bodoh.Sebener-benar orang  bodoh kalau tidak menyadarinya. Tiadalah orang sebenar-benar mampu mengatasi masalah kecuali atas pertolongan Tuhan.Karena Sang Maha Pemecah Masalah adalah Tuhan.
            Pertanyan berikutnya adalah pertanyaan singkat oleh Suhermi dan kemudian dijawab dengan singkat dan bermakna oleh Pak Marsigit, Apakah hidupitu?Hidup jikasesuai ruang dan waktunya adalah jawaban atas pertanyaan ini.Kemudian Nani menanyakan pertanyaan mengenai Kehilangan apakah yang membuat manusia bahagia dan tidak sedih? Pak Marsigit menjabarkan bahwa  Filsafat itu bertingkat-tingkat, dari material, formal, normative, dan spiritual.Secara material maka kehilangan materinya menjadi sedih
.Secara normatif, pikiran,ilmunya, filsafatnya,kehilangan akal/logika/daya pikir.Ditingkatkan dari sisi spiritual,kehilangan akidah,ketakwaanyang menjadi sedih.Jikalau orang-orang yang kehilangan tersebut, orang tersebut tidak merasa sedih.Maka sebenar-benar manusia bahagia itu jika sesuai ruang dan waktunya.Bahagia itu sifat, sifat dari suatu keadaan perasaan anda.Itu gejalapsikologi, makakebahagiaan manusia adalah kebahagiaan yang relatif.Kalau naik kespiritual menjadi kebahagiaan absolut atau abadi.
Bagaimana mensinkronkan apa yang dipikirkan dan yang dirasakan? Pertanyaan yang diberikan oleh Aizah. Yang dirasakan baik, buruk, indah,tidak indah.Yang dipikirkan, benar, salah. Baik benar, baik salah,  buruk benar, buruk salah. Tiadalah manusia mampu mensinkronkan kecuali atas pertolongan Tuhan. Tuhan itu yang Maha Menyinkronkan. Manusia hanya berusaha supaya sinkron dengan menggunakan metode hermenitika.Hermenitika adalah menterjemahkan dan diterjemahkan. Yang diterjemahkan adalah semuanya, A dan bukan A. Diterjemahkan artinya diinteraksikan/berinteraksi. Salah satu interaksi adalah tanyajawab di kelas agar kita tahu pikiran kita tidak sesuai. Kita dapat mengetahuinyadari selain diri kita sendiri, dari orang lain, tanaman, binatang. Manusia menyinkronkan diri antara dirinya dan bukan dirinya.Jadi belum tentu yang baik itu benar, baik itu salah,benar itubaik, benar itu salah.

Seftika             : Kapan kita menggunakan pikiran, kapan menggunakan perasaan?
Pak Marsigit    :
Maka sebenar-benar hidup adalah holistik dan komprehensif.Hidup dalam keseluruhan.Diri dalam keseluruhan dan keseluruhan di dalam diri.Supaya sinkron, maka semua harus dikelola lewat spiritualitas, keyakinan dan ibadahnya masing-masing.Pikiran dan perasaan setiap saat berganti-ganti, berinteraksi.Berpikir itu sepersekian puluh detik sudah terus,antara tesis sintesis.Belum lagi hati.Maka sebenar-benar hati harus dalamkeadaan bergetar dan getaran hati itu panggilan kepada Tuhan dalamkeadaan apapun.Makasemua perkara dibalut dengan getaran hati dalamkeadaan memanggilnama Tuhan. Karena ibadah tertinggi adalah ibadah memanggilnamaTuhan karena hanya Tuhanlah yang bisasama dengan namaNya. Maka tidak ada ciptaanTuhan yangmampumenyamaiNya.Jika ingin selamat dunia akhirat harus selalu bergetar hatinya dalam keadaan sadar maupun tidak sadar, bekerja maupun tertidur.Sedetik engkau tidak dalam keadaan berdoa, masuklah setan atau potensi negatif.Banyak diantara orang suksesmeraih, banyakpula yang gagal mempertahankankarena tidak siap mentalnya.
Kenapa manusia mudah lupa? Pertanyaan yang menurut saya menjadi salah satu keluh kesah manusia di dunia, Pak Marsigit    menjawab sebenar-benar hidup adalah lupa. Maka akan sangat berbahaya jika manusia tidak merasakan kelupaan dalam hidupnya. Pertanyaan selanjutnya dari erma adalah Dimana letak perbedaan antara positif dan kontemporer?Penjelasan Pak Marsigit, Kontemporer adalah kekinian, keadaan zaman sekarang.Penggeraknya itu positif.Maka positif dan kontemporer tidak bisa dipisah.Jaman now adalah jaman vuca.V, Volatil adalah rentan.U, uncertainty adalah ketidakpastian.Barang siapa ragu-ragu, maka masuklah setan.C, complicated adalah sangat kompleks keadaannya.Zaman yang tidak sederhana lagi.Hidupini adalah daya ingat, tanpa ada daya ingat kita tidak bisa hidup.Maka sebenar-benar hidup adalah ingat.
Orang tidak menyadari intuisi kalau tidak belajar filsafat.Itu yang disebut intuisi dua satu.Bergaul itu penting untuk mempertahankan supaya terjaga daya ingat.Lupa dan ingat ada batasnya.Maka sebenar-benar hidup itu batas.Semua dalam ruang dan waktunya.Memandang itu bergantian, bernapas, berbicara itu juga bergantian.Bergantian itu seri, kodrat. Tapi sembari berbicara, bernapas, mendengar bersama-sama itu paralel.Jadihidup itu paralel.Maka bergantian adaruang danwaktunya.Paralel juga ada ruang dan waktunya. Dikarenakan waktu perkuliahan yang sudah selesai, Bapak menginformasikan mengenai Blog mahasiswa agar menambahkan situs UNY ke dalam webmatrik. Setelah menyelesaikan perkuliahan, maka kuliah ditutup dengan berdoa menurut keyakinan masing-masing.

Filsafat Pendidikan Matematika Oleh: Agnes Teresa Panjaitan ( 187092510 1 3 ) Prof. Dr. Marsigit, M.A M...